RAHASIA KEHIDUPAN: MENYINGKAP TABIR KEZUHUDAN
- Bentuk dan rupanya menakutkan dan menjinjikkan
- Geraknya lambat, klemar klemer
- Perilakunya selalu menyebar teror terhadap makhluk yang lain
- Tidak bisa jadi kebanggaan
Ketika ulat mengalami masa transisi, dia menghabiskan dedaunan disekelilingnya. Dan saat dedaunan yang dia lahab habis, si Ulat dihadapkan pada dua pilihan. Tetap rakus melahap dedaunan yg lain atau istirahat sejenak?
Rupanya "atas kehendak alam", si Ulat memilih mengikuti pralampita dari semesta. Dia memilih menghindari keramaian, menjauhi kehiruk pikukan, masuk pada medium sunyi, menahan diri, menikmati keheningan.
Dia melakukan tirakat, semedi dan berpuasa. Pada saat itu dia menyatu, nyawiji dan bersenyawa dengan energi kehidupan. Dia melakukan komtamplasi. Dan..... akhirnya dengan izin Allah, SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, Ulat itu membuat sarang yang dinamakan kepongpong lalu dia diam disitu selama 14-16 hari (menurut penelitian). Dalam proses metamorposis ini ulat tidak makan tidak minum dan tidak bergaul dengan yang lainnya. Istilahnya Ngenthung (bahasa Jawa, red).
Pada saat ngenthung itu tubuhnya terlindungi dengan kelembutan kulit kepompong. Lalu perhatikan apa yang terjadi… ternyata, sifat negatif yang dimiliki ulat itu berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sifat yang baik dan terpuji. Disinilah dia berada dalam kondisi kepasrahan pada tingkat tertinggi kepada Tuhannya. Dia pasrahkan segalanya pada Sang Pemilik Kehendak. Namun dia memiliki keyakinan sangat dalam, bahwa dalam kepasarahan itulah ada jaminan dari Sang Pemberi Kehidupan. Dia rela menerima apapun yang ditetapkan oleh Allah SWT. Itulah Zuhud ala Ulat. Alhamdulilah.
Dalam kurun waktu tertentu, Tirai ke-zuhud-an mengelupas. Ditandai gerakan-gerakan lembut dibalik tirai muncullah binatang kecil yg memancarkan aura keindahan. Seekor Kupu-Kupu. Bentuknya begitu Indah, cantik mempesona. Setelah sejenak menghirup dalam-dalam kesegaran semesta, Sang Kupu-kupu terbang tinggi. Melanglang dunia.
Sang Kupu-Kupu mulai nenawarkan citra dan menikmati kehidupan "baru"-nya. Dia mulai menyentuh putik bunga dan meneteskannya pada benang sari. Apa yang terjadi selanjutnya? atas kehendak Allah, SWT jadilah buah yg ranum untuk dipersembahkannya pd kita.
Subhanallah...!
Saudaraku terkasih, ada baiknya kita sebagai Warga SH Terate berguru pada alam, karena alamlah guru sejati kita. Sering-seringlah berdiam diri sejenak, melakukan monolog, berdialog dengan diri sendiri, mawas diri secara mendalam, menukik kedalam hati sanubari, menyingkap tirai kezuhudan, denga target terbangunnya keseimbangan lahir dan batin. Kehidupan yang Penuh kenikmatan, kebahagiaan dan keindahan yang Mempesona. Disinilah kita bisa merasakan syurga yang masih ada di dunia....
~ Salam Hati Sehat ~
================
*) KRT Tjatur Njoto Hadinagoro, SSos, MM, dilahirkan di Magetan, 5 Desember 1957. Beliau disahkan menjadi Warga Tingkat I (Satrio Anom) SH Terate tahun 1975 dan disahkan menjadi Warga Tingkat II (Wiro Anom) tahun 1988. Gus Tur, begitu panggilan akrabnya di kalangan pendekar SH Terate, mulai aktif menjadi pengurus pusat SH Terate tahun 2014. Saat itu jabatan yang ditugaskan padanya adalah sebagai Anggota Lembaga Dewan Harkat dan Martabat (2014-2016). Sejak tahun 2016 hingga 2021 diberi kepercayaan membina organisasi (Bidang Organisasi). Pasca Parapatan Luhur 2021, beliau dipercaya sebagai Ketua Departeman Pembinaan Organisasi Pengurus Pusat SH Terate Periode 2021 - 2026.
Selain aktif sebagai pengurus pusat SH Terate, Kangmas Tjatur juga aktif di Kepengurusan IPSI Kota Probolinggo dan sejak tahun 2014 menjabat sebagai Ketua Dewan Cabang Persaudaraan Setia Hati Terate Probolinggo hingga saat ini. Sebelumnya Beliau adalah Ketua Cabang Persaudaraan Setia Hati Terate Probolinggo selama 29 tahun mulai 1985 - 2014. Jabatan lainnya adalah sebagai Pengurus Yayasan Setia Hati Terate sejak tahun 2014 hingga saat ini.
Post a Comment