SANG PELATIH
KRA.Tjatur Njoto Ryanto Proboningrat, SSos,MM |
SANG PELATIH
Oleh:
KRA.Tjatur Njoto Ryanto Proboningrat, SSos,MM.
(Ketua Departemen Pembinaan Organisasi Pengurus Pusat SH Terate)
Dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate atau SH Terate tidak secara lugas tidak dikenal istilah guru dan murid, namun menggunakan istilah Pelatih dan Siswa. Pelatih dipanggil dengan Kakak (mas, mbak atau sebutan lain sesuai dengan daerah dimana SH Terate berkembang) dan siswa dipanggil dengan Adik (dik). Namun demikian substansi yang diajarkan para pelatih ya yang sebenarnya diajarkan oleh guru. Maka di SH Terate dikenal dengan apa yang disebut Tri Bhakti, yakni: bertaqwa kepada tuhan, berbhakti kepada kedua orang tua dan patuh kepada guru (pelatih). Pelatih memiliki kedudukan dan peran yang sangat vital dalam perkembangan SH Terate sejak tahun 1903 saat masih bernama Setia Hati.
Memproduk Pendekar SH Terate sekian banyak dalam setiap tahunnya, disamping penerapan manajemen yang efisien, efektif melalui mekanisme organisasi di setiap tingkat kepengurusan, baik di Kepengurusan Pusat, Cabang, Ranting serta Rayon, yang diselenggarakan secara strategis konsepsional untuk mewujudkan optimalisasi pencapaian tujuan yakni ikut serta membentuk insan yang berbudi luhur tahu benar dan salah, tidak lepas pula dari sentuhan lembut tangan dingin dari para pelatihnya.
Sang Pelatih dengan penuh ketulusan atas dasar kasih sayang, tanpa menuntut imbalan jasa serta dilandasi niat mulia Memayu Hayuning Bawana, tanpa pamrih sedikitpun demikian sabar dan telaten telah menghibahkan ilmu yang dimiliki yang antara lain berupa kemampuan beladiri pencak silat SH Terate yang dibalut nilai nilai keluhuran budi pekerti dengan tujuan utama tercetaknya Pendekar SH Terate yang handal/ mumpuni, trengginas, namun tetap tampil sebagai sosok pemberani yang santun, sederhana serta suka memayu hayuning bawana.
Profesi Pelatih memang tidak mudah menjalaninya, memerlukan kelonggaran jiwa dan komitmen yang kuat. Pelatih musti mampu memposisikan diri tidak hanya sebagai sosok yang disegani dan menjadi kebanggaan para siswanya, namun lebih daripada itu Sang Pelatih musti sanggup dan dapat tampil sebagai Figur Panutan, baik sebagai pribadi ataupun selaku fungsionaris organisasi, terlebih sebagai anggota masyarakat.
Oleh karenanya, Sang Pelatih nampak selalu cerah ceria, karena dalam setiap kesempatan memiliki peluang untuk memberikan materi pada para siswanya dengan penuh kebahagiaan serta ketulusan.
Inshaallah Sang Pelatih senantiasa diberi perlindungan oleh Allah, karena diawal latihan sll menyambut siswa dg menyalami seraya mengucapkan kata Assalamu'alaikum.
Sang Pelatih tanpa disadari setiap saat telah dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada siswanya, sikap yang sangat mulia, sebagai wujut amal yang belum tentu dapat dilakukan oleh orang lain.
Semua siswa hadir latihan memiliki satu tujuan yang sama, yaitu ingin belajar dan mendalami senam, jurus dan materi yang lain, dengan target agar benar2 bisa menguasai gerak pencak silat dan menerima ajaran lainnya, atas jasa Sang Pelatih.
Sang Pelatih atas jasanya membentuk karakter anak orang lain yang dilakukan tanpa berpikir untuk memperoleh imbalan jasa sedikitpun, inshaallah nantinya berpotensi untuk dijanjikan kebahagiaan oleh-Nya. Sak tibo malange sarwa kepenak, disegani oleh sesama, kinacek sakpadha padhane tumitah.
Meski telah wafat sekalipun, Sang Pelagih masih dapat kiriman do'a dari warga yang pernah merasakan sentuhan ilmunya atas amal jariyah ilmunya yang diberikan kepada siswanya.
Oleh karenanya, berbahagialah wahai para Pelatih, yang telah menjalankan tugas kepelatihan yang diniati ibadah serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi siswa yang diamanahkan pada Sang Pelatih, semua akan dapat kemuliaan di dunia dan akherat.
Semoga Allah SWT memberikan kesehatan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan bagi kita semua wahai Sang Pelatih. (EBS)
Post a Comment