PERAN WARGA SH TERATE DALAM MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Oleh:
KRA Tjatur Njoto Ryanto Proboningrat, SSos, MM
(Ketua Departemen Pembinaan Organisasi Pengurus Pusat SH Terate 2021 - 2026)
Budaya atau kebudayaan diambil dari bahasa Sansekerta yakni buddhayah, bentuk jamak dari kata budi dan akal, yang diartikan sebagai beberapa hal yang berhubungan dengan budi dan akal manusia. Budaya sangat terkait erat dengan kehidupan masyarakat dan sangat mempengaruhi wawasan, tingkat pengetahuan, tata nilai yang antara lain meliputi sistem dan pranatan sosial, ide, pola pikir atau gagasan yang ada dalam pikiran manusia dalam kehidupan sehari hari. Disisi lain budaya bisa berwujud benda sebagai hasil karya seseorang, bisa berbentuk aktifitas seperti pola perilaku, bahasa sehari hari dan juga berupa lembaga lembaga sosial, kelompok masyarakat, religi, seni dan sebagainya yang semuanya itu mengekspresikan dinamika kehidupan masyarakat. Di SH Terate budaya diwujudkan bukan hanya berupa gerak pencak silat semata namun ternampakkan pula dengan pengelolaan organisasi yang tidak meninggalkan kearifan lokal (adat,t radisi dan ajaran), interaksi sosial yang dibalut dengan nilai etika, nilai estetika dan nilai moral.
Globasisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat mendunia, dimana batas wilayah bukan lagi hambatan yang berarti. Hubungan antar bangsa berlangsung lebih aktif. Setiap bangsa tidak menutup diri untuk berinteraksi dengan bangsa lain. Indonesia sebagai bangsa yang terbuka tidak bisa menghindari dan tentu bersedia menerima tatanan global tersebut. Sementara itu tantangan global bidang budaya sebagai salah satu dampak globalisasi, antara lain meningkatnya beragam gaya hidup yg berpotensi merusak moral dan menggeser tata nilai, kepribadian dan budaya yang sudah ada, yang antara lain ditandai munculnya sikap, individualisme, hedonisme, pragmatisme serta lunturnya nasionalisme. Lalu, bagaimana Warga SH Terate menjawab serta menyikapi tantangan yang demikian?
Berikut beberapa tips dan cara mengantisipasinya.
- Sebagai pendekar yang dalam proses latihan dilatih untuk selalu teliti dan kritis dalam menyikapi setiap fenomena, seharusnyalah kita bisa bersikap lebih kritis dan juga teliti pada beberapa hal baru yang berasal dari luar, sekaligus menemukan cara untuk menyaring apakah hal tersebut bisa membawa dampak positif atau negatif dalam kehidupan dan diri sendiri, serta memastikan bahwa inovasi itu tidak melanggar norma yang berlaku di negeri tercinta ini.
- Sebagai pendekar yang dididik untuk memiliki kepekaan sosial, warga SH Terate hendaknya senantiasa berusaha memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan, agar dapat mengetahui tentang jenis IPTEK dan beberapa inovasi yang masuk dari luar negeri dengan lebih jelas dan rinci, sehingga kita bisa mengetahui apa manfaatnya. Sebagai contoh, merebaknya situs jaringan media sosial untuk segala usia, bisa dimanfaatkan untuk membangun interaksi atau transfer pengetahuan antar anggota masyarakat. Namun, sekalipun tidak sedikit yang menyalah gunakan, kita sebaiknya tetap berusaha untuk mengetahui sisi kegunaan dan manfaat media sosial tersebut untuk kebaikan.
- Sebagai pendekar yang diyakini untuk selalu ngugemi norma-norma yang ada di Indonesia, kita memiliki kewajiban untuk memfilter budaya luar yang selaras paugeran, pranatan dan norma kesantunan yang berlaku di negeri ini, sehingga terlihat lebih layak dan sesuai dengan adat adab yang ada.
- Warga SH Terate dikenal pula sebagai Pendekar yang cinta pada negaranya, maka sudah selayaknya untuk selalu berusaha menanamkan kecintaan negeri ini pada keluarganya, saudaranya dan pada lingkungan dimana kita berada. Dengan demikian kita nantinya tidak akan mudah terbawa arus budaya asing yang bisa memberikan dampak negatif dalam kehidupan.
- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan yang telah menjadi pondasi utama pada diri masing-masing Warga SH Terate agar senantiasa ditingkatkan, agar tidak mudah terbawa arus globalisasi yang menyesatkan.
- Sikap arif dan bijak adalah salah satu cerminan karakteri warga SH Terate. Demikianpun, dalam menyikapi masuknya budaya asing ada baiknya dilakukan dengan sikap yang demikian, yakni tidak menolak dan juga tidak gampang hanyut dengan gelombang globalisasi secara penuh. Kita musti tatag, kuat, terbuka dan tetap bangga dengan jatidiri negeri tercinta ini, sadar dengan dampak budaya luar namun tetap berpegang dengan identitas budaya sendiri. Bahkan era globalisasi bisa kita manfaatkan untuk memperkenalkan pencak silat sebagai warisan luhur budaya Indonesia pada dunia.
- Sikap Pasang Warga SH Terate bisa dimaknai mempersiapkan diri dengan baik. Begitupun ketika kita dihadapkan dengan tantangan yang berbentuk kuatnya budaya asing dan persaingan yang tinggi. Maka jika kita siap menghadapinya, itu berarti kita juga sudah bisa melewati tantangan globalisasi bahkan mampu menggesernya menjadi daya dukung untuk menepis pengaruh negatif budaya luar, seperti sikap materialistis, individualisme, hedonisme, pragmatisme, gaya hidup bebas dan konsumtif.
- Dalam lirik mars SH Terate tertulis jelas kalimat menjunjung tinggi Pancasila, ucapan itu adalah merupakan ikrar kita. Maka menanamkan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari musti dilakukan dengan sebaik mungkin agar bisa mewarnai semua aspek kehidupan berbangsa dan bertanah air.
- Bersikap Selektif Sikap berikutnya yang penting untuk dilakukan dalam menghadapi budaya luar adalah lebih selektif. Apa yang ada pada budaya luar memang bisa dipandang mampu memberikan inspirasi untuk diterapkan dalam budaya kita, namun sebenarnya harus disesuaikan dulu dengan budaya kita, antara lain dengan:
- Tidak meninggalkan nilai luhur budaya bangsa,
- Sesuai dengan adat ketimuran.,
- Tetap mengikuti perkembangan informasi dan juga teknologi supaya bisa terus maju dan tidak tertinggal.
- Memupuk semangat cinta tanah air atau nasionalisme dan untuk mewujutkan hal tersebut harus dilandasi dengan beberapa nilai seperti:
- Sikap dan juga perilaku cinta tanah air
- Wawasan dan kesadaran bernegara
- Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Selanjutnya peran Warga SH Terate dalam ikut melestarikan pencak silat sebagai warisan luhur budaya bangsa sangat diharapkan agar marwah ajaran, adat tradisi dan aturan yang ada, tetap terjaga dan dapat diimplementasikan bersama2 dg baik sehingga keberadaan SH Terate benar2 dapat dirasakan perannya untuk menjaga budaya asli negeri tercinta ini. Dengan berdasarkan ajaran, warga SH Terate hendaknya memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat untuk menggeser tantangan dan ancaman menjadi kekuatan dan peluang yang antara lain dengan :
- Sanggup menjaga, mempertahankan dan melestarikan pencak silat sebagai warisan luhur budaya bangsa.
- Sanggup mengembangkan ajaran agar tidak kandas dan tenggelam pada pengaruh globalisasi
- Sanggup meningkatkan persatuan dan kesatuan baik antar anggota, dengan masyarakat, dengan perguruan pencak silat yang lain dan yangg tak kalah pentingnya dengan aparatur pemerintahan.
- Sanggup menjadi figur keteladanan dimanapun berada dalam berbagai aspek kehidupan
- Sanggup ikut memayu hayuning bawana untuk berguna bagi orang lain.
- Sanggup memposisikan diri untuk senantiasa leladi sesamining dumadi
Konkritnya dimana bumi dipijak oleh warga SH Terate, disitu akan tetap terjaga, bertahan dan berkembang pencak silat sebagai warisan budaya bangsa dengan segenap nilai-nilai ajaran adi luhungnya.
Semoga Bermanfaat (EBS)
BACA JUGA INFORMASI PENTING TENTANG PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) ATAU SH TERATE:
INILAH...!!! BADAN HUKUM PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT)
BADAN HUKUM PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE YANG SAH DENGAN KETUM R. MURJOKO HW
PROFIL KETUA UMUM PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) 2021 - 2026
SENGKETA YAYASAN SETIA HATI TERATE: PENGURUS PUSAT PSHT MENANG KASASI, R.B. WIYONO DKK KALAH !
Ingin Artikel Saudara diterbitkan?
Hubungi Admin pshtlampung.com WA 08978190978 atau kirim pesan ke email: psht.korwillampung@gmail.com
Post a Comment